Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pamekasan menggelar Forum Group Discussion (FGD) yang bertujuan untuk membahas peran penyuluh agama Islam dalam menanggulangi masalah stunting khususnya Kabupaten Pamekasan. FGD ini diikuti oleh berbagai pihak terkait, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kankemenag Pamekasan, Kabid Ketahanan Keluarga Sejahtera Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB), termasuk para penyuluh agama Islam serta tokoh masyarakat setempat di Kantor Desa Kertagennah Tengah, Kecamatan Kadur.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, menjadi perhatian serius di Desa Kertagena Tengah. Dalam FGD ini, dipaparkan bahwa gizi yang tidak mencukupi pada masa pertumbuhan anak dapat menghambat perkembangan fisik dan mental mereka. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini.
Kasi Bimas Islam Kankemenag Pamekasan, Iyasak mengucapkan Terima kasih kepada kepala desa Kertagennah Tengah yang telang mendukung FGD ini.
Dalam sambutannya, Ilyasak menjelaskan bahwa tujuan diadakannya FGD ini untuk membahas permasalahan stunting yang menjadi salah satu tantangan serius dalam upaya pembangunan manusia di negara kita.
Rukani dalam materinya menyatakan, Salah satu aspek yang dibahas dalam FGD ini adalah peran penyuluh agama Islam yang memiliki akses luas ke masyarakat melalui kegiatan keagamaan dan ceramah yang mereka lakukan di masjid dan tempat ibadah lainnya untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan terutama stunting.
Menurutnya, salah satu faktor terjadinya stunting pada anak adalah pernikahan dini.
"Pernikahan dini adalah salah satu faktor terjadinya stunting pada anak. Nah ini momen penyuluh agama islam untuk berperan dalam memberikan edukasi seperti untuk menjauhi pergaulan bebas yang mungkin saja menyebabkan pernikahan dini terjadi", ungkapnya.
Rukani Mengingat pentingnya peran Dharma Wanita dalam menanggulangi stunting, Rukani beserta jajaran DWP berkomitmen untuk meningkatkan program-programnya, meningkatkan kesadaran masyarakat, serta memberikan dukungan nyata kepada ibu dan anak untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Melalui sinergi dan kerjasama dengan berbagai pihak terkait, diharapkan upaya menanggulangi stunting dapat semakin efektif dan berhasil dalam menciptakan generasi muda yang sehat dan berkualitas di masa depan.
Dari Mamik, mengungkapkan bahwa dalam tahun 2021, Kabupaten Pamekasan tercatat nomor 2 sebagai wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Jawa Timur dengan nilai mencapai 38,7%. Namun pada Tahun 2022, berdasarkan hasil Survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kemenkes Pusat, Kabupaten Pamekasan menduduki posisi ketiga dengan nilai prevalensi yang turun drastis dari 38,7% menjadi 8,1%.
Menurutnya, hasil ini merupakan kerja sama dari berbagai pihak yang mendukung untuk menurunkan stunting di Pamekasan.
Mamik juga memberikan tips untuk mencegah stunting pada anak, antara lain :
1. Pencegahan pernikah dini
2. Perbaikan status gizi ibu hamil dan anemia,
3. Peningkatan cangkupan IMD dan asi ekslusif
4. Bayi lahir harus mendapatkan colostrum
5. Perbaikan asupan gizi dan pola asuh balita
6. Perbaikan sanitasi dan akses air bersih
7. bayi harus mendapatkan imunisasi lengkap
Tulis Komentar