Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan mengapresiasi atas kinerja luar biasa Panitia penyelenggara Ibadah haji tahun ini. Betapa tidak, beberapa persoalan terjadi pada pemberangkatan jamaah pada tahun ini dan membutuhkan langkah strategis untuk mengatasinya. Diantaranya kebijakan jemaah lansia tanpa pendamping.
Beberapa persoalan itu antara lain, kebijakan pengurangan subsidi yang berdampak pada tingginya nilai pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) yang harus dilunasi jamaah yang akan berangkat.
Jika pada tahun sebelumnya, nilai pelunasan BPIH jamaah Embarkasi Juanda Surabaya tidak lebih dari Rp. 42,5 juta perjamaah, namun pada tahun ini nilai pelunasannya mencapai Rp. 56,9 juta. Hal ini disebabkan karena BPIH naik menjadi Rp. 14,4 juta.
Kondisi ini menuntut "ketelatenan" Kantor Kemenag sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan haji, memberi pemahaman yang utuh kepada jamaah.
"Ini tidak mudah. Apalagi masalah ini bisa dibelokkan ke isu politik dan lain sebagainya, sehingga harus disampaikan secara rasional dan hati-hati," kata Kepala Kantor Kemenag Pamekasan, Mawardi, didampingi Kepala Seksi Pelayanan Haji dan Umrah, Abdul Halim, Sabti (1 Juli 2023).
Mawardi menjelaskan, imbas dari kebijakan ini ada beberapa jamaah yang menunda keberangkatan mereka. Namun, bukan berarti mereka menarik pendaftarannya, melainkan menunda keberangkatan karena terbatasnya waktu mereka untuk melunasi.
Persoalan lainnya, adanya penambahan kuota jamaah. Mawardi mengatakan, penambahan kuota itu di satu sisi memiliki dampak positif, karena dapat mengurangi daftar tunggu jamaah yang di Kabupaten Pamekasan mencapai masa tunggu 33 tahun.
Namun, di sisi yang lain berdampak pada pembagian kelompok terbang (kloter) dan sempitnya batas waktu pelunasan. Sebab, penambahan kuota tersebut justru terjadi pada masa-masa akhir pemberangkatan haji.
Pembagian jamaah dalam kelompok kloter pada tahun ini tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya yang salah satunya disebabkan penambahan kuota atau adanya kuota susulan yang jumlahnya tidak sedikit. Sehingga terpaksa sebagian jamaah masuk dalam kloter gabungan dengan beberapa kabupaten. Misalnya kloter Sub 36 yang merupakan gabungan jamaah Kabupaten Sumenep, Pamekasan, Sampang, Bangkalan dan Gresik.
"Sebetulnya kalau masalah kloter gabungan, itu juga biasa terjadi pada masa pemberangkatan tahun-tahun sebelumnya. Tapi yang sekarang lebih pelik karena persoalannya tidak sama," kata Mawardi.
Belum lagi, kata dia, adanya kuota 2020 yang batal berangkat akibat Covid-19 dan harus berangkat tahun ini.
Jamaah Calon Haji (JCH) Pamekasan yang tahun ini mencapai 1.341jamaah, dibagi menjadi 7 kloter, yakni kloter 4,5 dan 6 yang merupakan kloter inti, ditambah kloter 8, 37, 84 dan kloter 86 yang merupakan kloter gabungan dengan kabupaten lain di Jawa Timur.
"Yang pasti, manajemen pelayanan haji tahun ini lebih rumit dari yang sebelumnya," katanya.
Untuk memaksimalkan layanan haji, Kemenag Pamekasan juga menekankan agar pendampingan terhadap jamaah dilakukan secara baik, terutama pada saat pelaksanaan manasik di masy'aril haram (tempat pelaksanaan rentetan haji) yang meliputi Arafah, Musdalifah, Mina dan masjidil haram. Terutama untuk jamaah yang masuj kuota susulan dan kuota keberangkatan 2020.
"Kami sudah tekankan hal itu kepada semua petugas kloter dan pembimbing. Layanan sejak keberangkatan, pelaksanaan hingga setiba mereka di tanah air, harus tetap maksimal karena mereka merupakan tamu-tamu Allah," jelas Mawardi.
Ia memastikan, dalam pelaksanaan ibadah haji, berjalan sesuai tuntunan syari'ah. Para petugas kloter telah mendapatkan pelatihan selama 10 hari di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya tentang pelayanan jamaah selama di haramain (Makkah dan Madinah).
Begitu pula dengan para pembimbing, yang merupakan para tokoh yang sudah bersertifikat pembombing haji tingkat nasional dan juga dibekali pelatihan setelah mereka dinyatakan lulus seleksi.
"Para petugas kloter dan pembimbing itu, akan mendampingi para jamaah dalam melaksanakan manasik, baik yang berkaitan dengan pelaksanaan rukun haji, wajib haji dan sunnah haji. Termasuk juga mendampingi pelaksanaan umrah dan menjaga jamaah dari hal-hal yang membatalkan haji maupun yang merusak pahala hajinya," terangnya.
Tidak hanya di Makkah, tambah Mawardi, saat para jamaah berada di Madinah, para petugas kloter dan pembimbing juga mendampingi para jamaah melaksanakan sunnah arba'in berupa shalat berjamaah 40 shalat fardu, ibadah di Raudlah, ziarah Makam Rasulullaah serta memandu saat ziarah ke tempat-tempat bersejarah.
"Bahkan, saat ada jamaah yang tidak kembali ke maktab karena diduga tersesat, mereka juga membantu mencari sampai para jamaah itu lengkap berada di maktab," Mawardi menjelaskan.
Sejauh ini, kata dia, tidak ada laporan adanya kendala yang berarti. Sebab, antara perugas yang berada di Arab Saudi selalu berkoordinasi dengan panitia di Indoneaia, termasuk dengan Kantor Kemenag Pamekasan.
"Mereka rutin berkoordinasi dengan kami di sini," tegasnya.
Membangun Kerjasama
Suksesnya kegiatan pelayanan haji tahun ini, kata Mawardi, tidak lepas dari kerjasama yang baik antar pihak. Sebab, jika hanya dibebankan kepada panitia dari Kemenag, akan terasa sangat berat dan bisa jadi tidak akan maksimal.
Beberapa pihak itu, jelas Abdul Halim, mulai Pemkab Pamekasan termasuk di dalamnya Dinas Kesehatan dan Satuan Polisi Pamong Praja, Polres Pamekasan dan Kodim setempat, serta beberapa pihak termasuk perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh (KBIHU).
Pihak-pihak tersebut, jelas dia, terlibat aktif sejak masa pra pemberangkatan, bimbingan manasik, pemberangkatan hingga penjemputab jamaah.
"Kami sangat bangga atas kerja sama yang telah terbangun, hingga pelayanan jamaah haji tahun ini berjalan lancar dan sukses," katanya.
Kerja sama yang baik itu, jelas dia, juga ditunjukkan oleh para petugas kloter yang mendampingi jamaah ke tanah suci. Itu dibuktikan dengan penanganan masalah yang dilakukan dengan cara yang baik sehingga sejauh ini tidak ada jamaah yang dirugikan.
"Atas nama penyelenggara haji, kami mengucapkan terima kasih atas peran yang ditunjukkan dan kerja sama yang telah terbangun. Semoga ini membawa dampak positif bagi penyelenggaraan layanan haji di masa yang akan datang," harapnya. (*)
Tulis Komentar