Relaunching metode cepat baca Alquran “Tartila” dilakukan di
Aula PCNU Pamekasan, Senin (04/07/2022) oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
(PCNU) Pamekasan melalui Pimpinan Cabang (PC) Jam’iyyatul Qurra wal Huffaz
Nahdlatul Ulama (JQHNU) Pamekasan. Relaunching ini sebagai upaya membumikan
kembali metode cepat membaca Alquran “Tartila” sebagai salah satu “produk
utama” NU.
Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pamekasan,
Mawardi, dalam sambutannya di acara Relaunching ini mengapresiasi dan
menyampaikan kesiapannya agar Tartila diajarkan di semua lembaga pendidikan di
bawah Kemenag.
Mawardi juga mengajak agar warga Nahdlatul Ulama (NU) merasa
bangga dengan adanya metode “Tartila” yang merupakan “produk” NU.
“Jangan pakai metode orang lain kalau NU punya sendiri.
Sudah saatnya kita bangga produk sendiri,” terang Mawardi.
Ketua PCNU Pamekasan, KH. Taufik Hasyim, pada kesempatan
yang sama menginstruksikan kepada seluruh jajaran Majelis Wakil Cabang
Nahdlatul Ulama (MWCNU) untuk segera menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
“Tartila”.
Sementara Khoirul Amin, Ketua PC JQHNU Pamekasan, dalam
sambutannya mengatakan “Tartila” merupakan produk orisinal Nahdlatul Ulama dan
juga direkomendasikan oleh Ketua PBNU, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), tahun
1998 untuk diajarkan karena outputnya yang luar biasa jika dibandingkan dengan
metode yang lain, sebab ada kolaborasi metode di dalamnya yaitu metode lama dan
metode baru,” kata Khoirul Amin.
Sebagai tindak lanjut pengembangan metode “Tartila”, PC
JQHNU Pamekasan membentuk Lembaga Pengembangan, Pembinaan, Pendidikan dan
Pembelajaran Al-Quran yang disingkat LP4Q yang berisi orang-orang pilihan dan
memiliki 12 fasilitator profesional, lulus diklat pelatihan di Surabaya dan
berhasil menjadi fasilitator profesional di tiga kecamatan yaitu Kecamatan
Proppo, Kecamatan Palengaan dan Kecamatan Tlanakan.
Tulis Komentar