Tidak sembarang orang bisa menduduki posisi sebagai pimpinan instansi pemerintah. Seperti halnya Mawardi, sosok yang baru dilantik sebagai Kepala Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan, Rabu (2/2/2022).
Pria kelahiran Bangkalan, 15 November 1973 itu, sudah menduduki banyak jabatan publik yang didudukinya. Di antaranya; Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tambelangan, Sampang, tahun 2005-2009, Kepala KUA Kecamatan, Sokobanah, Sampang, tahun 2009-2012, Kepala Seksi Penamas Kankemenag Sampang tahun 2012, Kepala Seksi PD Pontren Kankemenag Sampang tahun 2012-2016, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Sampang tahun 2016-2021. Selain itu, saat ini masih menjabat Wakil Ketua Paguyuban Kasi Pendma Jawa Timur 2021 – sekarang.
Mantan pengurus PMII Komisariat UINSA tahun 1992-1996 itu menyebutkan, yang paling diingat saat menjadi pejabat negara di KUA saat bertugas di wilayah Pantura. Sebab, ada orangtua mempelai yang di luar negeri, sehingga yang menikahkan adalah kepala KUA.
“Kami hanya berprinsip memberikan pelayanan yang terbaik, bekerja sesuai dengan regulasi yang konsisten harus dilakukan,” ulasnya.
Lulusan Pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma) tersebut menuturkan, awalnya tidak mempunyai niatan sama sekali menjadi PNS di Kemenag. Sebab, keinginannya yaitu menjadi pengusaha dan bekerja di luar negeri. Namun, saat sedang mengurus paspor, dosen pembimbingnya di Unisma mengarahkan untuk mendaftar PNS jalur Kemenag. Akhirnya, pada tahun 1997, ia mendapatkan kesempatan menjadi abdi negara.
“Kuncinya, saya kira siapa pun wajib up to date, karena perubahan zaman yang sedemikian cepatnya, maka siapa pun wajib menyesuaikan diri, jadi di mana pun, kapan pun, wajib belajar, ” tegasnya.
Ia mengaku, dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai PNS, keluarganya mendukung total agar bekerja semaksimal mungkin. Selain itu, ia juga berpesan kepada kaum muda agar mempersiapkan diri menyongsong masa depan, salah satunya dengan menggali potensi diri dan menguasai berbagai skill.
“Anak muda sekarang tidak cukup belajar satu ilmu saja, tapi harus banyak ilmu yang dikuasai,” urainya.
Artikel ini diambil dari website Kabar Madura
Tulis Komentar